Iman Herdiana - Okezone
BANDUNG - Hujan abu vulkanik Gunung Tangkubanparahu dirasakan warga Desa Cicadas, Kecamatan Sagalaherang, Kabupaten Subang, Jawa Barat. Desa tersebut berjarak tujuh kilometer dari Kawah Ratu.
Kepala Desa Cicadas, Alit Solihin, menuturkan, hujan abu terjadi di Kampung Panaruban pada Rabu, 6 Maret 2013 malam sekira pukul 23.00 WIB.
“Hujan abu lamanya sekira 30 menit sampai pukul 23.30 WIB,” tutur Alit di Pos Pemantau Gunung Api, Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Jalan Tangkubanparahu, Kabupaten Bandung Barat, Kamis (7/3/2013).
Dia menambahkan, banyak warga yang mengeluh pedih di mata. Dia berharap ada bantuan masker untuk warga. Pihaknya juga meningkatkan aktivitas siskamling.
Secara umum, kata Alit, warga Panaruban tetap tenang. Namun ada sedikit kecemasan pada warganya terkait dugaan letusan besar gunung yang terkenal dengan legenda Sangkuriang itu.
Pasalnya, pada Rabu malam, ada warga yang melihat percikan api dari dalam kawah. Pemandangan puncak atau di skitar Kawah Ratu terlihat jelas dari Panaruban.
“Ada 861 kepala keluarga yang menyatakan sudah siap mengungsi kalau diperlukan,” tambahnya.
Sementara itu, petugas pos pemantau PVMBG, Johan Kesumah, mengatakan, hujan abu yang terjadi di Panaruban merupakan sisa erupsi freatik sebelumnya.
Dia menjelaskan, sepanjang dini hari tadi hingga siang ini aktivitas Tangkubanparahu tidak menunjukkan peningkatan signifikan.
“Dari pukul 00.00 WIB hingga sekarang masih landai. Ketinggian asap putih sekira 50 meter,” sebut Johan.