Fajar Nugraha
Polisi Malaysia siap hadapi pihak pengikut Kesultanan Sulu (Foto: AP)
LAHAD DATU - Pasukan Malaysia terus bersiap menghadapi kemungkinan bentrok dengan pengikut Kesultanan Sulu yang saat ini menduduki wilayah Sabah. Meskipun negosiasi masih terus dilakukan hingga saat ini.
Sudah hampir dua pekan sekira 150 pengikut Kesultanan Sulu menduduki wilayah Lahad Datu, Sabah. Mereka bersikeras wilayah tersebut masih masuk dalam wilayah Kesultanan Sulu yang berpusat di wilayah selatan Filipina.
Deputi Perdana Menteri Malaysia Tan Sri Muhyiddin Yassin yang mengunjungi Sabah mengatakan, Pemerintah Malaysia masih terus berjaga-jaga di wilayah Lahad Datu. Pendekatan hati-hati merupakan bentuk bukti dari kemampuan pemerintah untuk menghadapi situasi apapun.
"Pemerintah saat ini berupaya keras untuk mengatasi permasalahan sensitif ini dengan cara damai. Rakyat bisa melihat langsung bagaimana kami menangani masalah," ujar Muhyiddin, seperti dikutip The Star, Minggu (24/2/2013).
"Insiden ini akan menimbulkan akibat luas di Sabah bila terjadi yang buruk," imbuhnya.
Keadaan di Sabah memanas setelah sekitar 100 warga Sulu menduduki wilayah tersebut yang diklaim sebagai hak milik mereka. Secara historis wilayah Sabah memang sempat berada di bawah kekuasaan Kesultanan Sulu sebelum Inggris memberikannya ke Malaysia.
Pemerintah Malaysia pun memberikan tenggat waktu hingga hari ini kepada warga Sulu untuk angkat kaki dari wilayah Sabah. Malaysia tidak segan-segan menggunakan kekerasan untuk mengusir warga Sulu apabila mereka tidak juga pergi setelah tenggat waktu itu terlewati.
Kapal perang Filipina berpatroli di sekitar perairan Kepulauan Sulu yang hanya berjarak setengah jam perjalanan dari wilayah Sabah. Kapal perang dikerahkan untuk menjaga keamanan di wilayah perbatasan supaya konflik di Sabah tidak merembet dan menjadi makin besar.
(faj)